Tetesan air mata yang keluar dari mataku karena takut kepada Allah lebih aku sukai daripada aku bersedekah seribu dinar ('Amr bin al 'Ash)

Minggu, 11 Oktober 2009

Peringatan dari Bahaya Syirik

Oleh : Abu Abdillah Sofyan Chalid Bin Idham Ruray Ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan hikmah dari penciptaan manusia dan jin, hal ini ditegaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi–Ku makan. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (QS Adz-Dzariyat:56-58). Berkata al-Imam Ibnu Katsir rahimahuLlah dalam menjelaskan tafsir ayat ini : “Adapun makna ayat ini adalah, bahwa Allah menciptakan makhluq semata-mata untuk beribadah kepada-Nya saja, tidak boleh menyekutukan-Nya. Barangsiapa yang mentaati perintah-Nya (dan menjauhi larangan-Nya), maka Dia akan membalasnya dengan balasan yang paling sempurna, sedangkan yang bermaksiat kepada-Nya, maka Dia akan mengadzabnya dengan adzab yang sangat pedih. Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa Dia tidak butuh kepada makhluq, bahkan makhluqlah yang butuh kepada-Nya dalam segala keadaan mereka, Dia-lah Allah Pencipta dan Pemberi rezeki mereka”. (Fathul Majid/19). Adapun perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tertinggi adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala semata, sedangkan larangan-Nya yang paling tercela adalah syirik (menyekutukan Allah), yaitu menyamakan Allah dengan selain-Nya dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah, bertawakkal pada selain-Nya, menyembelih untuk selain-Nya, percaya pada ramalan dan perdukunan, berkeyakinan ada pencipta, pemberi rezeki, penentu hukum, yang memberikan manfaat dan mudharat, yang mengetahui perkara ghaib, selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini hanyalah sebagian contoh praktek kesyirikan yang ironisnya perbuatan-perbuatan tersebut ternyata banyak dilakoni oleh sebagian kaum Muslimin sendiri, bahkan sebagian perbuatan syirik yang mereka lakukan lebih parah dari syiriknya orang-orang musyrik di zaman jahiliyah dahulu, dimana mereka (sebagian musyrikin jahiliyah) hanya menyekutukan Allah Ta’ala pada saat senang, dikala susah mereka mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya : “Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka menyekutukan-Nya”. (QS Al-‘Ankabut:65). Sedangkan sebagian orang yang menyekutukan Allah Ta’ala pada hari ini, melakukannya saat senang maupun susah. Kita tentu masih ingat, gempa Yogya beberapa waktu lalu yang membuat kita sedih, namun sesungguhnya yang lebih menyedihkan lagi adalah apa yang diberitakan oleh beberapa media massa bahwa sebagian orang yang tertimpa musibah gempa tersebut membuat janur kuning untuk dililitkan ke tubuh mereka yang katanya sebagai tolak bala’, sebagian lainnya membuat sesajen untuk jin ratu laut selatan juga sebagai tolak bala’. Kasus lain, pada musibah pesawat Adam Air di Sulsel, sebagian orang menyembelih hewan untuk kuburan tertentu dengan harapan penghuni kuburan tersebut dapat menolong mereka dalam pencarian pesawat yang hilang, bahkan di wilayah kerajaan Islam Ternate dan Tidore terdapat suatu upacara syirik yang diwariskan secara turun-temurun yang disebut ‘selai jin’, yaitu upacara permohonan kepada jin agar dapat menyembuhkan orang-orang yang sakit ataupun permohonan lainnya. Ini semua adalah perbuatan syirik kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala, karena yang memberikan manfaat dan mudarat, yang mampu menyembuhkan penyakit, yang mampu menolak bala’ hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, demikian pula permohonan do’a adalah merupakan suatu bentuk ibadah, jika dimohonkan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itulah kesyirikan. Sebagian orang menyangka bahwa kesyirikan hanya terjadi pada zaman primitif saja, atau hanya pada masyarakat yang masih sangat sederhana tingkat berpikir dan kemajuan teknologinya. Sangkaan ini justru diingkari oleh kenyataan yang ada, bukankah negara-negara maju yang teknologinya sangat hebat adalah negara-negara yang didominasi dengan orang-orang musyrik yang kafir kepada Allah Ta’ala!? Bukankah dua negeri yang penduduknya paling banyak di dunia mayoritasnya adalah kaum musyrikin!? Demikianlah keadaan manusia pada umumnya dan sebagian kaum Muslimin pada hari ini yang masih sangat dekat dengan perbuatan-perbutan syirik. Oleh karenanya sudah seharusnya setiap Muslim menasehati keluarganya, sahabatnya dan semua saudaranya agar menjauhi perbuatan-perbuatan syirik serta menjelaskan betapa bahayanya perbuatan syirik ini. Bahaya Syirik Adapun diantara bahaya perbuatan syirik adalah sebagai berikut : Pertama: Syirik adalah dosa dan kezhaliman yang terbesar. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan ingatlah ketika Luqman berkata pada anaknya saat ia memberi pelajaran padanya, “Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan-Nya adalah kezhaliman yang besar”.” (QS. Luqman:13). Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyalLahu’anhu mengatakan, aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, dosa apakah yang paling besar? Beliau menjawab: “Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, sedangkan Dia yang menciptakanmu…”. (Muttafaqun ‘alaihi). Rasulullah shallallahhu’alaihi wa sallam juga mengingatkan para Sahabatnya akan bahaya syirik ini dalam sabdanya: “Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar?”, kami (Sahabat) mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah”, lalu beliau mengatakan: “(Dosa yang paling besar) adalah menyekutukan Allah dan (selanjutnya) durhaka pada kedua orang tua…”. (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Bakrah radhiyalLahu’anhu). Kedua: Syirik adalah penghapus amalan seseorang, apakah seorang muslim (awalnya) maupun kafir, jika berbuat syirik maka terhapuslah semua pahala yang pernah ia dapatkan dan kebaikan yang pernah ia kerjakan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, “Jika kamu menyekutukan (Allah), niscaya akan terhapus amalmu dan pasti kamu termasuk orang–orang yang merugi”.” (QS. Az-Zumar:65). Ketiga: Jika seorang mati sebelum ia bertaubat dari dosa syirik, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan pernah mengampuni dosanya untuk selama-lamanya, sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan mengampuni dosa yang lebih ringan dari syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa menyekutukan Allah, sungguh ia telah sesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS. An-Nisa’:116). Keempat: Seorang yang mati dalam keadaan musyrik diharamkan masuk surga, maka tempat kediamannya kelak pasti di neraka jahannam dan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya ia merasakan adzab yang sangat pedih, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah, sungguh Allah haramkan baginya surga dan tempatnya adalah neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maidah:72). Kelima: Orang-orang musyrik adalah makhluq yang paling hina yang pernah tercipta di dunia dan akhirat, bahkan mereka lebih hina dari binatang ternak, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka jahannam kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq.” (QS Al-Bayyinah:6) “Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqon:44). Keenam: Syirik adalah sebab kebinasaan dan musibah serta malapetaka yang menimpa manusia, bahkan sebab kehancuran alam semesta ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” Sesungguhnya (dengan perkataan itu) kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, serta gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Penyayang mempunyai anak.” (QS. Maryam:88-91) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan, Beliau ditanya, wahai Rasulullah apakah tujuh perkara yang membinasakan itu? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan harta anak yatim, memakan riba’, lari dari medan perang (jihad), menuduh berzina wanita mu’minah padahal dia tidak tahu menahu (dengan zina tersebut)”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh radhiyalLahu’anhu). Ketujuh: Diharamkan seorang musyrik untuk menikahi wanita muslimah, demikian pula sebaliknya, seorang muslim diharamkan menikahi wanita musyrikah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqoroh:221). Kedelapan: Tidak boleh mendoakan orang yang mati dalam keadaan musyrik meskipun keluarga terdekat, bahkan keluarga para Nabi sekalipun, sebagaimana Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallam dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendoakan pamannya Abu Thalib meski jasa besarnya dalam membela Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan juga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dilarang untuk mendoakan bapaknya yang mati musyrik (lihat QS. At-Taubah:113-114 dan sababun nuzulnya dalam Tafsir Ibnu Katsir juz 2/518). Inilah sebagian saja dari banyaknya bahaya yang ditimbulkan dari perbuatan syirik, maka himpunlah hati dan pikiran Anda untuk menghayati dan memahami betapa besar kemarahan Allah Tabaraka wa Ta’ala terhadap kesyirikan dan pelakunya, oleh karenanya tidaklah pantas seorang Muslim menganggap bahwa ini adalah masalah sepele. Benar bahwa ummat Islam menghadapi masalah-masalah yang multi kompleks, mulai dari masalah politik, ekonomi, pemerintahan, bahkan sampai pada penindasan kaum Muslimin pada sebagian negeri Islam oleh orang-orang kafir, akan tetapi kalau kita mau memahami agama yang mulia ini berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, maka tahulah kita bahwa problematika yang sesungguhnya jauh lebih besar dari itu semua adalah permasalahan aqidah tauhid, karena jika ia tercemari dengan kotoran-kotoran syirik dan noda-noda kekufuran maka bahaya yang mengancam ummat Islam bahkan seluruh ummat manusia tidak saja di dunia ini, tetapi sampai di akhirat kelak, bahkan inilah sebab dan pokok seluruh masalah ummat manusia.WaLlahul Musta’an. Sumber: http://ahlussunnahternate.wordpress.com/2008/09/19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar